Aku senang sekali, ketika suamiku menyampaikan kabar, bahwa jatuh tempo pembayaran untuk proyek dengan PT.Kurnia, akan dibayar tanggal 15 nanti, pikirku," aku tinggal menunggu tujuh hari lagi".. "bang, aku ingin belikan abang dua kemeja dan satu celana panjang, supaya kamu bisa sama-sama aku ikut pelayanan di gereja kita", jelasku dengan mata berbinar-binar. Mendengar niat baikku, suami ku hanya tersenyum dan bertanya,"kalau kamu sendiri pengen beli apa dek ?". Dengan tulus aku menjawab,"aku ngak pengen beli apa-apa bang, setelah kita pisah kan dari perpuluhan, sisanya kita tabung saja, abang setujukan dengan rencanaku ini ? " Tapi suka citaku tiba-tiba surut dan aku yakit raut wajahku sedikit kecut saat suamiku menyampaikan bahwa pembayaran di tunda menjadi tanggal 24 nanti. Kata yang bisa keluar dari mulutku, hanya sebuah pertanyaan singkat,"emang ada apa bang, kenapa sampai ditunda lagi ?". "Katanya sih, keterlambatan pembuatan invoice, kamu ngak marah kan ? tanya suamiku Kalau aku boleh jujur, sebenarnya aku kecewa sekali, tapi aku tidak ingin ada pertengkaran diantara kami, apalagi aku tau suamiku juga pasti sedih karena telah mengecewakanku dan aku tidak ingin menambah beban pikirannya, jadi aku putuskan mengambil sikap tenang dan berusaha untuk tetap tersenyum. "ngak apa-apa koq bang, hitung-hitung nabung deh . . . .", jawabku sambil mencoba bercanda. Diam-diam aku menghitung hari, kapan uang itu akan cair, aku tidak mau suamiku sampai tahu akan hal ini ^_^. Beberapa hari setelah itu, tepatnya tanggal 18, sepulang dari gereja dan kami masik berada di teras rumah, Ibu mertuku menelphone, aku tidak tau apa yang mereka bicarakan karena suamiku menjauh dariku, tapi setelah pembicaraan selesai, aku melihat mata suamiku merah, artinya suamiku menangis! Aku mendekati dia dan menanti dia bercerita apa yang mereka bicarakan di telephone. Setelah mampu menguasai diri, suamiku mulai angkat bicara,"Ibu sakit, kata dokter terjadi pembengkakan jantung. Ibu minta kita mengirim uang sebelum tanggal 30 nanti". Aku diam sejenak, sambil memegang tanggannya aku katakan,"bang, kita pasti akan mengirim uang yang ibu butuhkan". Setelah itu aku mininggalkan suamiku sendirian di ruang tamu, aku pun masuk kekamar mencoba mendengar suara Tuhan, mencoba mencari tau kenapa kabar ini begitu mendadak, kenapa Ibu tiba-tiba ada masalah dengan jantung, karena selama ini Ibu sehat-sehat saja. Beberapa detik setelah aku diam, dengan sangat jelas aku mendengar suara lembut di hatiku, "Anakku, sekarang engkau mengerti, kenapa Aku menunda pembayaran yang seharusnya tanggal 15 kemarin kan? Kalau saja pembayaran itu tepat waktu, engkau pasti sudah membeli macam-macam, atau kalaupun tidak di habiskan untuk membeli apa yang engkau sukai, engkau sudah memasukkan ke dalam tabungan dan kemungkinan sangat sulit untuk mengiklaskannya untuk dikeluarkan dari tabunganmu". Aku yakin suara yang aku dengar itu, adalah bisikan Roh Kudus, suara yang menenangkan jiwaku dan meneguhkan hatiku dan membuat aku damai sejahtera. Aku keluar dari kamar dan berkata pada suamiku,"bang, sekarang aku tau kenapa Tuhan menunda pembayaran yang seharusnya kita terima tanggal 15 kemarin ? dan sekarang aku BERSYUKUR atas penundaan itu". Dari mimik wajahnya, aku tau suamiku bingung dengan kata-kataku. "Maksud kamu apa?", tanya suamiku. Aku menarik tangan suamiku, menatap matanya dan dengan tersenyum aku jelaskan,"Roh Kudus baru saja bicara padaku di kamar,dan menjelaskan kenapa Tuhan menunda pembayaran itu". "Kalau saja uang itu dibayar tanggal 15, pasti kita sudah membeli sesuatu yang kita sukai. Walau uang itu kita pakai untuk hal yang penting, mulai dari perpuluhan, kita mau membeli kebutuhan untuk pelayanan abang dan selebihnya uang itu kita tabung. Tapi, kita sama sekali tidak mengingat Ibu yang sudah janda yang ada dikampung. Ini teguran Tuhan untuk kita berdua, dan kalau sampai uang itu habis dan kita tidak punya uang lagi untuk mengirim biaya berobat untuk Ibu, saya yakin kita akan stress bagaimana caranya mencari uang untuk biaya ibu berobat ! dan Tuhan tidak mau kita bertengkar gara-gara uang". "Tuhan itu memang luar biasa", jelasku pada suamiku. Suamiku tidak bergeming, walau dia tidak berkata satu patah katapun tapi aku tau penghiburan Roh Kudus yang aku rasakan juga dia alami. ============ == Seberapa sering kita menggerutu karena rancangan kita 'meleset' ? kenyataan yang kita terima jauh dari apa yang kita harapkan ? Marilah kita sama-sama belajar, untuk tidak melihat apa yang tampak didepan mata kita saja tapi belajar melihat bahwa dibalik tetesan air mata ; dibalik suatu kondisi yang tidak menyenangkan ada hal yang indah yang Yesus siapkan bagi kita. Roma 11:33 O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan -Nya dan sungguh tak terselami jalan- jalan-Nya! 11:34 Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? 11:35 Atau siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya? 11:36 Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Gbu, Sari Hati Indah Tarigan
Renungan
+