Seorang anak belasan tahun duduk dipinggir jalan, memakai kacamata hitam, tongkat putih dan ada sebuah topi terbuka dihadapannya. Secarik kertas karton tergeletak disana. Tertulis dengan huruf spidol " Kasihanilah saya, saya buta" Orang- orang lewat. Sesekali ada yang berbelas kasihan, dan meletakkan satu dua uang logam di topi itu. Seorang pria lewat dan melihat dengan seksama. Ia berhenti di depan anak tersebut. Di keluarkannya sebuah spidol, dan dibalik karton ditulisnya sesuatu. Ia meletakkan kembali karton tersebut, dengan tulisan yang baru dibuatnya menghadap ke atas. Semua orang yang lewat, bisa membaca apa yang tertulis di sana.Pria itupun pergi melenggang. Orang-orang lewat. Banyak orang berhenti sejenak, kemudian merogoh kantung dan memasukkan sejumlah uang ke dalam topi. Bukan hanya uang logam. Banyak pula lembaran lembaran jumlah lumayan. Sore hari, pria tersebut kembali melewati anak muda yang buta. Si buta segera mengenali langkah kaki pria tersebut. Ia menghentikannya dan mengucapkan banyak terima kasih. Ia bertanya, apa yang sudah dituliskan pria itu di atas kartonnya? Uangnya kini banyak. orang-orang lewat dan tergerak hatinya. Apa yang ditulisnya ? Pria itu membaca tulisannya sendiri pelan : Tertera di sana: " Hari ini sangat indah, tapi saya tak bisa melihatnya, karena saya buta " Dua kalimat dengan arti yang sama Namun memiliki pendekatan berbeda. Kalimat pertama "Kasihanilah saya buta " menceritakan hal yang di alami si anak muda ini. Orang tidak tersentuh. Namun kalimat kedua : Hari indah, saya tak bisa melihatnya karena buta" Membuat orang bersyukur, mereka bisa melihat dan menikmati anugerah Allah. Bersyukurlah untuk semua Anugerah. Hal kedua yang bisa Anda pelajari dari cerita ini adalah Kreatiflah. Jadilah insan inovatif. Coba melihat sesuatu dari sudut yang berbeda.
Renungan
+