Seekor tikus mengintip melalui celah tembok papan dan melihat petani baru pulang toko serba ada membawa sebuah kotak besar. Ibu petani kemudian membuka kotak besar itu. Sang tikus melihat dengan rasa ingin tahu dan amat penasaran. Betapa terkejutnya sang tikus, sebab dari dalam kotak itu sang petani mengeluarkan sebuah jebakan tikus. Tikus berlari ke peternakan sambil berteriak - teriak panik. "Ada jebakan tikus di rumah!!. Ada jebakan tikus di rumah!! " Tatkala lewat kandang ayam,seekor ayam betina gemuk memarahinya. "Tikus, rame banget sih kamu, anak- anak ayam sedang tidur, tau?" Tikus dengan gemetar melaporkan :"Ada jebakan tikus di rumah!! " Ayam memandang dengan sinis. " Mau ada jebakan tikus seratus kek, aku tak peduli sebab tidak ada urusan." Tikus pergi dengan sedih sebab tidak mendapat dukungan. Tikus bertemu dengan babi yang sedang menguap. "Ada jebakan tikus dirumah " Katanya kalap. Babi memandang dengan sinis, " Sabodo pisan Kus, aku tak ada urusan " Kemudian babi mengais lumpur dan melemparkannya kepada sang tikus yang bingung. Tikus kian sedih. Ia lewat kandang sapi dan berteriak sendu: "Ada jebakan tikus di rumah!! . Ada jebakan tikus di rumah!! " Sapi memandang dari dalam kandang. Matanya nyalang dan marah. " Heh ! Ribut saja kaya radio rusak. Aku tak ada urusan dengan jebakan tikus " Tikus kian sedih. Ia kembali pulang ke rumah dengan hati hancur. Tengah malam, suara jebakan tikus bergemeretak, tanda seekor mangsa terperangkap dalamnya. Sang isteri petani mendekati jebakan tikus untuk memeriksa. Ternyata jebakan itu berhasil menangkap seekor ular berbisa tepat di ekornya. karena kepalanya bebas, dengan sigap, ular berbisa itu mematuk sang isteri petani. Keesokan harinya sang isteri petani tak enak badan. Ia merasa meriang demam dan sakit meradang. Bila demam, orang senang makan sup panas. Jadi pak tani pergi kekandang ayam dan menangkap ayam betina yang gemuk itu. Malam itu ayam betina di hidangkan diatas meja menjadi sup panas dimakan isteri sang petani. Namun nyonya petani tidak sembuh. Sakitnya kian parah. Banyak kawan - kawan datang menjenguk, dan mereka menemani sang isteri petani dengan prihatin. Sang petani malu hati, ia harus menyediakan makan malam, sebab itu disembelihnya sang babi , dan makanlah tamu tamu itu seporsi besar babi kecap hangat. Sang isteri petani kemudian meninggal dunia. Pemakamannya dilangsungkan tak lama kemudian, dan seluruh kampung ikut berdatangan. Petani menyuruh orang menyembelih sapi dan dagingnya dibagikan kepada para pelayat. Tikus mengintip melalui celah tembok papan. Ia sangat sedih. Teman temannya sudah mati semua. Ayam, babi dan sapi. Lain kali, kalau ada kawan menderita dalam bahaya, dan Anda pikir Anda tak punya urusan apa - apa dengan penderitaannya, ingat bahwa seringkali hidup kita terjalin satu sama lain dengan ketat dan kuat. Saat seseorang ada di ambang bahaya, kita semua harus berempati dan mendukungnya.
Renungan
+